Merokok merupakan kebiasaan yang sangat umum
dan meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan bagi sebagian orang, merokok sudah menjadi kebutuhan yang
tidak bisa ditinggalkan. Misalnya setelah makan biasanya mereka ngrokok. Lagi nongkrong
mereka juga ngrokok. Bahkan ketika buang air besar sekalipun mereka ngrokok. Padahal
para perokok ini tau betul dampak yang ditimbulkan dari benda kecil berbentuk
silindris itu. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari bahaya merokok adalah
KEMATIAN. Beradasrkan data terbaru yang
dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013, rokok menewaskan
hampir enam juta orang setiap tahun. Mirisnya, kebanyakan korban (80%) berasal
dari masyarakat berpenghasilan rendah di negara-negara dengan kategori
berkembang.
Terkadang saya berpikir, kenapa
orang-orang terutama para usia muda dengat sangat mudahnya menjadi perokok. Di desa
saya misalnya. Hampir seluruh teman bermain saya kecanduan rokok. Mungkin kalau
saya teliti, dari 50 teman saya yang berusia antara 15-25 tahun hanya ada satu
orang yang tidak merokok. Dan satu orang itu adalah saya sendiri.
Di Kanada, 70 persen anak-anak
yang merokok mengaku terpengaruh oleh teman-teman mereka yang sudah merokok
lebih dulu. Anak-anak muda itu merasa mendapat "penghargaan sosial"
ketika mereka merokok. Mungkin bukan hanya di Kanada, di desa saya pun bahkan seperti
itu. Mereka mungkin berpandangan bahwa dengan merokok akan terlihat lebih gaul. Mungkin
mereka berpikir akan terlihat lebih jantan dari yang tidak merokok.
Hidup menjadi orang non perokok
kayak saya memang terkadang menjadi berasa kayak kaum minoritas. Mungkin juga
bisa dipandang sebelah mata. Tapi beruntung dengan kehidupan di desa saya. Walaupun
terkadang saya sering di ejek karena tidak merokok, namun lama-kelamaan mereka
dengan sendiri paham dan mengerti. Mereka tidak akan memaksa. Mereka tidak akan
menjauhi. Dan mereka juga tidak akan memaksa menjauhi (hehehe).
Namun ada hal yang membuat saya
kagum dengan para perokok. Yaitu tentang kebersamaan. Mereka akan sangat mudah
bisa berbagi dengan yang namanya rokok. Misalnya dalam sebuah tongkrongan, ada
orang yang membawa sebungkus rokok, lalu ditawarkanlah rokok itu ke
temen-temenya “rokok bro?”. Kemudian
temen-temenya akan mengambil dengan rasa penuh keakraban. Bukan hanya itu saja.
Bahkan di desa saya, apabila seseorang hanya membawa satu batang rokok lalu
melihat temanya tidak ngrokok, maka orang tersebut akan menawari rokok yang
sedang dihisap olehnya. Kalau istilah di desa saya itu namanya joinan. Serokok
berdua…hehehe
Hal lain yang terkadang membuat
saya kagum dengan perokok adalah mereka akan langsung akrab dengan seseorang
yang belum dikenal hanya dengan sebuah rokok. Istilahnya itu biasanya dengan
bilang “misi bro, pinjem koreknya!!”.
Kemudian mereka ngobrol dengan begitu mudahnya. Inilah yang terkadang membuat
saya iri dengan para perokok.
Namun besar harapan saya semoga
paling tidak, ada trik-trik khusus atau kebijakan dari pihak pemerintah maupun
dari perusahaan rokok untuk setidaknya bisa mengurangi para pecandu rokok untuk
berhenti merokok. Trik tersebut hendaknya dibuat bukan hanya tulisan atau
pemberitahuan saja, melainkan dirancang dengan yang inovatif.
Tips-tips/kebijakan pemerintah
untuk mengurangi pecandu rokok:
- Ukuran => Rokok pada umumnya berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm dengan diameter 10 mm. Untuk mengurangi jumlah perokok, hendaknya ukuran rokok divariasikan. Misalkan dibuat sekecil jarum. Atau mungkin dibuat yang besar sebesar kepalan tangan manusia. Biar orang kesulitan ketika menghisapnya. Apabila memaksakan untuk menghisap, maka lama kelamaan bibir perokok akan bengkak dengan sendirinya. Dengan begitu, orang-orang akan berhenti merokok dengan sendirinya.
- Bentuk => Bentuk rokok yang kecil, silindris mungkin salah satu hal yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pecandu rokok. Menurut saya hendaknya dibuat yang lebih variatif. Jangan hanya berbentuk silindris, melainkan bentuk-bentuk yang lain. Misalnya kotak. Orang akan lebih sulit menghisap rokok apabila bentuknya kotak. Atau bentuk trapesium. Mulut orang yang menghisap rokok bentuk trapezium apabila menghisap terus-menerus, bisa-bisa monyong dengan sendirinya. Dengan begitu mereka akan berhenti merokok karena kaget melihat bentuk mulutnya sendiri.
- Kemasan => Bungkus rokok yang kotak, berukuran kecil akan sangat mudah bila dimasukkan ke saku baju maupun celana. Hendaknya bungkus/kemasan rokok dibuat dengan ukuran yang besar. Jadi kemasan rokok tersebut akan sangat sulit dimasukkan di saku. Dengan begitu orang akan malas membeli rokok lagi.
- Jenis => Jenis rokok pada umumnya ada 2 yaitu filter dan kretek. Bedanya adalah rokok dengan filter itu ada saringanya terlebih dahulu sebelum terhisap ke mulut. Tapi apapun itu, tetaplah berbahaya. Agar orang berhenti merokok, hendaknya dibuat juga dengan bentuk-bentuk yang lain. Misalnya rokok sachetan. Di dalam rokok sachetan, bahan-bahan rokok dibuat berbentuk cairan. Atau bisa juga dibuat tablet. Rokok tablet adalah jenis rokok dengan isi tembakau. Bisa diminum 3 kali sehari…hehehe
Itulah sekelumit tips dari saya. Pada
dasarnya hidup itu pilihan. Seseorang akan memilih mau merokok atau tidak, itu
adalah pilihan hidupnya. Yang terpenting kalau menurut saya, sikap saling
menghargai dan menghormatilah yang perlu dijaga. Kita akan dihargai apabila
kita menghargai. Begitu juga kita akan dihormati apabila kita menghormati.
Posting Komentar