#Judulku Ditolak Lagi | Blognya Masruri

#Judulku Ditolak Lagi

Setelah kemaren ngajuin judul ditolak, akhirnya dengan rasa penuh keputusasaan mau tidak mau saya harus membuat judul lagi. Peraturanya memang begitu. Siapa saja yang judulnya ditolak, diharap membuat judul baru sebanyak-banyaknya dan harus bimbingan langsung dengan si dosen. Mampus. Mati aku!! Harus bimbingan dengan seorang dosen muda yang gayanya sudah kayak dosen senior. Sok merasa benar sendiri. Kalau dia bilang A, kita harus mengikutinya. Tapi kalau dia bokerrr, dengan alasan apapun saya tidak akan mau mengikutinya. Ya iya lah...

Kembali ke masalah judul. Mikirin buat judul itu kalau menurut saya kayak kita lagi mau nembak seseorang. Ciee ciee. Kita harus mencari kata-kata yang pas agar bisa diterima. Butuh kata-kata yang indah agar dia klepek-klepek sama kita. Tapi masalahnya, yang kita mau ‘tembak’ itu bukan cewek, melainkan dosen yang ‘killer’. Kebayang nggak jika kita ketemu dosen itu. Masa kita harus bilang ‘Pak aku suka kamu. Bapak sekarang udah cantikan. Nggak kaya dulu lagi’. Terus si dosen malah jawab ‘Iya, aku juga suka sama kamu. I love you’... ok ok. Lupakan!! Nggak mungkin kejadian itu bisa terjadi. Yang ada nantinya mata kita akan saling bertatap-tatapan. Terus mata kita saling nempel.

Akhirnya setelah ngelamun siang malam. Setelah tirakat tiap hari. Setelah bokerr sambil ngeden ngeden. Setelah kentut sebanyak 66 kali tiap jam, akhirnya saya mendapatkan pencerahan. Dengan penuh kemenangan akhirnya saya bisa membuat 6 judul yang nantinya akan diajuin ke dosen. Berikut ini adalah judul-judulnya.

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENGUKUR BENDA KERJA BUBUT KOMPLEKS DAN MEMELIHARA ALAT UKUR MEKANIK PRESISI YANG DIGUNAKAN PADA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK 1 KEDUNGWUNI

PENGARUH TINGGI RENDAHNYA TEMPERATUR DAN CEPAT LAMBATNYA PENUANGAN TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGECORAN MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP EKSPEKTASI KERJA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK N 1 KEDUNGWUNI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNKI GAMBAR MESIN 3D DENGAN CAD

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN POTONG, GERAK MAKAN DAN SUDUT PAHAT TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN BENDA KERJA ST 37 HASIL PROSES BUBUT

HUBUNGAN KEKOMPLEKSAN UKURAN BENDA KERJA BUBUT DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA KOMPETENSI PRAKTIK PEMESINAN UNTUK SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK N 1 KEDUNGWUNI

Enam judul sudah tercatat rapi. Saya print. Kemudian diajukanlah judul-judul itu ke si dosen. Ironisnya ternyata yang bimbingan judul bukan Cuma saya. Jadi saya harus antri layaknya antri untuk mengambil raskin. Dengan penuh rasa penyesalan, akhirnya saya mendapat antrean nomer 23. Bimbingan dimulai dari jam tiga sore. Setelah saya kalkulasi, apabila setiap anak bimbingan judul selama 5 menit, berarti saya harus menunggu kurang lebih hampir 2 jam. Hadehhh. Pusing pala barbie. Tak apalah. Saya pikir inilah yang namanya perjuangan.

Satu per satu bimbingan dimulai. Dan setiap kali setelah keluar bimbingan, raut wajah dan mimik muka setiap mahasiswa itu berbeda-beda. Ada yang raut wajahnya absurd. Ada juga yang mimik mukanya berubah memerah. Ada juga yang mukanya absurd dan memerah. Bagi mereka yang judulnya di ACC berarti mereka sudah mendapatkan golden tiket. Bagi yang belum, berarti harus mengajukan kembali di lain kesempatan. Tak sedikit dari mereka yang senyum-senyum kegirangan, terus lari-lari ke halaman layaknya orang gila yang kena ayan. Namun tak sedikit pula yang memasang muka dengan penuh kebodohan dan ketololan alias muka memelas.

Jam menunjukan pukul 16.50. Waktu yang dinanti-nantikan akhirnya tiba. Masuklah saya ke ruang si dosen dengan membawa selembar kertas berisikan judul. Deg-degan. Nervous. Kejang-kejang. Gemeteran. Rasanya ingin pura-pura mati saja disitu. Dengan penuh keberanian akhirnya saya sodorkan selembar kertas itu ke depan si dosen. Ditataplah judul-judul itu oleh si dosen. Tiba-tiba suasana hening. Sunyi. Sepi. Setengah menit kemudian si dosen akhirnya mengeluarkan suara. Tuuuuuutttttt. Bukan-bukan. Kalau itu si suara kentut. Maksudnya si dosen akhirnya membabat habis judul-judul saya dengan memberi tanda silang di semua judul. Seketika itu juga saya merasa betapa sakitnya hati saya ketika melihat kejadian itu terjadi di depan mata kepala saya sendiri. Seandainya saya membawa martil, ingin rasanya tak lempar ke kepalanya. Seandainya saya bawa kayu, pasti akan saya pukulkan ke lehernya. Seandainya saya bawa martabak, pasti langsung saya makanlah. Namanya juga laper. Bukanya saya tanpa perlawanan. Dengan sedikit kekecewaan yang bercampur dengan keberanian akhirnya saya memutuskan unuk menanyakan mengapa judul saya ditolak semua. Apakah judul saya terlalu absurd? Apakah judul saya tidak masuk logika? Apakah judul saya mirip judul lagu? Entahlah.

Kemudian dijawablah pertanyaan saya dengan santai oleh si dosen. Kira-kira beginilah komentarnya :
1.     Judul kamu itu menggunakan media flash. Media flash itu sudah terlalu biasa. Kamu kan jurnalnya harus internasional. Jadi misalkan menggunakanya flash, itu sudah sangat biasa sekali.
2.     Untuk pengecoran logam sudah terlalu banyak mas. Temanmu dari kemaren sudah ada beberapa yang mengajukan pengecoran. Jadi belum dulu ya.
3.     Sebenarnya ini sudah hampir bagus. Tapi belum dulu ya. Variabelnya masih terlalu biasa.
4.     Jangan yang model pembelajaran lah mas. Sudah banyak juga yang mengajukan model pembelajaran. Belum dulu ya.
5.     Ini kemaren sudah ada yang mengajukan mas. Kenapa diajukan lagi. Untuk yang ini tidak lah.
6.     Kata-katamu itu kok sulit dicerna. Masih perlu diperbaiki. Masih terlalu biasa juga.

Begitulah kira-kira jawaban yang cukup menyakitkan. Alasanya kebanyakan sama semua. Masih terlalu biasa. Sudah banyak dan bla bla bla....Intinya menurut saya, si dosen ingin sedikit mempersulit mahasiswanya. Akhirnya mau tidak mau keputusan itu tidak bisa diganggu gugat. Sempat kepikiran saya ingin mengajukan banding. Namun sia-sia. Ini bukan pengadilan. Ini juga perkara kriminal maupun perkara KUHP.

Judulku ditolak lagi. Keberuntungan belum berpihak padaku. Nasib. Ironi. Judul ohhh judul. Apakah aku kurang kasih sayang padamu. Apakah engkau tidak mau kupinang dengan inalillah. Stress.

Akhirnya setelah hampir sepuluh menit di ruangan dosen, sayapun keluar dengan penuh penyesalan tanpa membawa golden tiket. Teman-teman diluar memandangiku dengan penuh rasa iba seolah-olah saya itu seperti orang yang baru saja menjadi korban perkosaan.


Posting Komentar