Blognya Masruri

#Si Dino, Hewan Internet dari Planet Namex

Di dalam dunia ke-internet-an, koneksi cepat memanglah selalu menjadi prioritas yang paling utama. Pengguna internet akan merasa kesal, resah, dongkol, jengkel dan gelisah manakala koneksi yang digunakan sangat lambat dan super lemot. Apalagi bila kita harus menunggu loading terus-menerus sampai beberapa menit. Sangatlah membosankan!! Pernah saya suatu hari browsing tapi kok loadingnya lama banget. Lemot. Nggak muter-muter loadingnya. Tak tungguin lama banget. Ehh ternyata nggak terkoneksi dengan internet…hadehhhh

Namun ada hal yang menarik bagi kalian yang sering browsing menggunakan Google Chrome. Ada sebuah game yang cukup menggelitik yang patut kalian coba. Game ini saya namakan dengan game TIDAK DAPAT MENYAMBUNG KE INTERNET. Game ini hanya bisa dimainkan ketika kita tidak bisa tersambung dengan internet. Itulah makanya saya namankan dengan game tidak dapat menyambung ke internet. Game ini juga bisa dilakukan ketika offline. Kayak ini nih tampilan game nya.



Mungkin inilah yang menjadi salah satu keunggulan dari Google Chrome. Yaitu dapat bermain game tanpa perlu menggunakan koneksi .

Oke tidak usah berlama-lama. Ceritanya begini :
Disitu ada seekor hewan kecil, item, bentuknya kayak tikus, curut, atau kucing saya juga kurang tau. Kayaknya itu semacam dinosaurus kecil yang mungkin dulu terlahir di planet namex. Atau mungkin itu hasil hubungan gelap antar dino dengan tikus anggora di masa lampau. Sebut saja namanya si Dino. Dino ini hanya dapat melompat dan menunduk. Melompat : untuk melewati rintangan semacam kayak pepohonan. Entah apa pohonya saya tidak tahu. Menunduk : untuk menghindar dari tertabraknya seekor burung. Hati-hati jangan sampai terkena rintangan, karena permainan akan secara otomatis terhenti dan dimulai dari awal lagi. Sejauh ini paham???

Cara permainanya :
Gunakan tombol spasi untuk melompat menghindari rintangan tanaman/pohon. Atau bisa juga menggunakan tombol arah atas. Lewatilah segala rintangan yang ada walaupun badai menghadang…hehehe


Gunakan tombol arah bawah untuk  menunduk menghindari rintangan burung. Burung apa itu saya juga kurang tahu. Kalau dilihat dari cara terbangnya si kayak semacam burung ababil.


Tujuan dari permainan ini adalah untuk mendapatkan point sebanyak-banyaknya. Game akan terhenti manakala si Dino menabrak rintangan. Dan saat itu pula point sudah bisa dilihat. Sejauh saya mencoba, saya hanya bisa memperoleh point 2000.

Bagaimana, gampang kan!!
(pesan saya : game ini hendaknya dilakukan hanya untuk menghilangkan kejenuhan. Hanya untuk iseng-iseng semata. Jangan digunakan untuk kerjaan setiap hari)

Selamat mencoba!!!

#Apa Kabar Ramadhan???

Apa kabar Ramadhan??? Tulisan ini sengaja saya buat khusus edisi ramadhan karena ramadhan tahun ini menurut saya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Ada banyak perbedaan antara ramadhan yang sekarang dengan ramadhan tahun lalu atau bahkan dua,tiga tahun yang lalu. Salah satunya adalah ramadhan kali ini tidak lagi sepenuhnya bareng dengan keluarga di rumah melainkan lebih banyak dihabiskan di kampus. Maklumlah. Namanya juga mahasiswa. Terlebih lagi ramadhan kali ini berbarengan dengan yang namanya ujian. Begitu mendengarnya, saya nggak tau harus sedih atau senang. Harus marah atau ramah. Karena kalau menurut saya apa jadinya ketika perut kita sedang kosong, lapar, dan keroncongan diharuskan untuk memikirkan soal-soal ujian yang notabene sangat menguras otak kita untuk berpikir lebih keras. Apa jadinya juga ketika badan kita sedang lemas-lemasnya, dan cuaca sedang panas-panasnya, mengharuskan kita untuk berangkat jam 12 siang hanya untuk mengerjakan soal-soal ujian. Dan yang terpenting apa jadinya ketika kita diharuskan untuk menahan hawa nafsu, justru malah banyak pedagang es cendol, es buah, dan es degan yang seolah-olah melambai-lambaikan tanganya kepada kita dengan berbisik ‘ayo mampirr, minumlah aku!!’ dangan bebas menjajakan dagangannya. Yang terpenting dari yang paling penting, kenapa juga banyak cewe-cewe dengan pakaian sexy muncul di siang bolong yang seolah-olah hendak berkata ‘ayo goda saya bang!!’. Ah sudahlah. Lupakan sejenak tentang itu.

Kita kembali ke ramadhan. Ramadhan sangatlah identik dengan yang namanya puasa. Banyak hal-hal unik yang terjadi ketika menjelang bulan puasa tiba. Misalnya banyak iklan di tv yang menampilkan sirup dan sarung sebagai ikon utamanya. Terus nanti di akhir iklanya, ada orang yang ngomong ‘SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA’. Dan yang lebih unik lagi, ada iklan yang di akhir tayangannya, dituliskan ‘Bersambung...’. Jadi iklan tersebut dari awal dibuat menarik, terus pas ditengah tiba-tiba bersambung. Ini maksudnya apa coba. Nggak sekalian saja iklan itu dibuat bersambung. Terus kelanjutannya nanti tamat. Kemudian ada season berikutnya. Misalnya, muncul iklan sirup season 2, season 3. Sudah kayak di sinetron Cinta Fitri saja. Saya curiga nanti di dalam iklanya mungkin ada iklan lagi. Jadi ada iklan didalam iklan. Kan aneh gitu ya...

Hal unik lainya adalah saat kita menjelang sahur. Mungkin bukan saya saja yang mengalami, tapi saya rasa hampir semuanya. Di daerah sekitar rumah, tepatnya di mushola atau di masjid, pasti ada suara orang laki-laki melantunkan kata SAHUR SAHUR SAHUR dan mengulanginya. Dan nadanya selalu begitu-begitu saja. Ini kalau menurut saya, hendaknya dibikin yang lebih inovatif. Misalnya nadanya dibuat semacam musik reagae. Atau mungkin dibuat yang lebih ngerockk. Jadi nanti orang yang mendengarnya bisa langsung terbangun..hehehe

Puasa juga kurang afdol jika tidak diiringi dengan yang namanya ngabuburit. Nagbuburit adalah menunggu atau menghabiskan waktu hingga menjelang waktu Adzan Maghrib datang, ringkasnya menunggu saat berbuka puasa. Banyak hal yang dilakukan orang ketika ngabuburit. Ada yang jalan-jalan bersama teman, ada yang jalan-jalan sama pacar, da nada juga yang jalan-jalan sama teman pacar. Yang terpenting jangan makan pas ngabuburit…hehehe

Sebagai anak kos, hal yang paling sering saya lakukan ketika ngabuburit adalah nonton tv. Terkadang sesekali ya mainan gitar untuk sejenak mencairkan pikiran. Memang si, salah satu kegiatan yang saya suka adalah bermain gitar. Dengan bermain gitar, berasa semua permasalahan yang ada di kepala, sejenak hilang. Lebih enjoy. Dengan bermain gitar pula, saya bisa merasakan kesenangan dan kenyamanan tersendiri. Berasa kayak tidak sendiri aja.

Ehmmmm apa lagi ya…oh iya. Bulan puasa identik juga dengan yang namanya sholat tarawih. Berbicara mengenai sholat tarawih, saya mempunyai kisah seru pas waktu masih kecl. Sekitar umur 8-9 tahunan saya bersama teman masa kecil di desa sering sekali melakukan tarawih bersama di mushola dekat rumah. Maklumlah, namanya anak kecil kan, terkadang masih sering bercanda, masih sering guyon kalau istilah bahasa jawanya, dan masih sering berisik. Rakaat pertama mungkin sholatnya masih tertib, tenang. Tapi ketika sudah memasuki rakaat kedua dan seterusnya, sudah dipastikan kita sudah tidak pada posisi semula. Berlarian sana sini, dorong sana sini, hingga terkadang keluar dari mushola hanya untuk menyalakan petasan. Ya benar sekali. Menyalakan petasan. Masa kecilku dulu memang agak bandel. Tapi bila disbanding teman-teman yang lain si, aku masih tetap yang paling alim. Aku hanya ikut-ikutan. Sesekali, kita sering dimarahi orang-orang jamaah sholat tarawih. Tapi ya namanya juga anak kecil, kalau dikasih tahu pasti masuk telinga kanan, keluar juga telinga kanan. Iyalah. Karena kalau masuk telinga kanan, keluar telinga kiri itu sudah biasa…

#Kebersamaan Itu Mahal Harganya

Kebersamaan menurut versi saya artinya tidak sendiri. Tidak sendiri artinya tidak egois. Tidak egois berarti harus rela berkorban. Terus begitu sampai semuanya berdiri dengan kuat. Sekuat Agung Hercules.Berbicara mengenai kebersamaan, saya punya banyak cerita yang seru tentang arti sebuah kebersamaan. Cerita ini merupakan kisah nyata berbalut komedi saya ketika masih duduk dibangku sekolah. Sekolah itu bernama SMK 1 Kedungwuni. Tepatnya di Jurusan Teknik Pemesinan. Ya..Teknik Pemesinan.

Cerita seru sekaligus unik yang pertama adalah mengenai julukan atau nama komunitas. Kami mempunyai julukan sendiri yang ‘KERREN’ layaknya sebuah komunitas yang profesional. Julukan itu bernama _‘9eMb3L’_ (dibaca = gembel). Iya..benar, gembel. Kedengaranya agak aneh memang, tapi dengan penuh kepercayadirian kami bangga dengan nama itu. Menurut teman-teman sekelas saya, Gembel sendiri singkatan dari Gerombolan Mesin Belangsak. Ada sebagian yang mengatakan kalo Gembel itu Gerombolan Mesin Beling. Kami semua sepakat dengan nama itu. Namun yang terpenting, nama Gembel bukan berarti tujuan hidup kita biar jadi gembel beneran. Bukan juga kita berasal dari kumpulan para gembel. Bukan juga jadi peminta-minta kayak di lampu merah. Sampai sejauh tulisan ini ditulis, saya juga belum tahu kenapa dulu namanya gembel. Yang jelas Gembel ini komunitas dari anak-anak mesin. Gembel ini kalau saya tidak salah taksir, resmi terbentuk pada tahun 2009, bulanya kurang tau, tanggalnya saya juga kurang tau. Prestasi yang dicapai pun juga belum ada. Namun apapun itu, yang terpenting nama Gembel sudah terbentuk di group facebook dg alamat https://www.facebook.com/groups/gemb3L dan juga sudah terbentuk di group BBM dg nama GEMBEL G ADA MATINYA. Group ini selalu dijadikan sarana komunikasi kami semua untuk berbagi keluh kesah dari dulu hingga sekarang. Ini nih buktinya.

  Group facebook                             Group BBM

Cerita berikutnya yaitu mengenai pembuatan kostum futsal. Dari 35 orang anggota di gembel, kebanyakan dari mereka suka sekali dengan yang namanya futsal. Olahraga yang satu ini memang banyak digemari oleh para kaum adam. Dengan dasar itulah akhirnya kami sepakat untuk membuat kostum futsal. Singkat cerita, atas desain oleh teman kami sendiri yaitu saudara Toni Listiyo, kostum itu terbentuk dengan warna utama merah dan putih. Mungkin ini bertujuan agar semangat nasionalismenya tinggi. Namun yang mengherankan, di depan dada kostumnya, yang terbentang adalah tulisan UYAR-UYUR, bukan tulisan GEMBEL. Mungkin dulu ada perdebatan yang sangat sengit diantara kami semua. Tapi apalah itu, yang terpenting kostum resmi dibentuk.

Kebersamaan kami itu selalu terjadi baik ketika di dalam sekolah maupun ketika kami di luar sekolah. Saya masih ingat, dulu waktu pas kita praktik, kami sering mencari-cari waktu untuk pergi bersama-sama. Tujuan utamanya yaitu ke kantin sekolah atau kita main-main ke belakang kebun sekolah untuk mencari kelapa. Ya....benar sekali!! Mencari pohon kelapa.



Saya masih ingat juga ketika jam pelajaran kosong, sering sekali kita bermain-main nggak jelas, tidur-tiduran di luar kelas, ramai sana-sini bahkan sampai joged-joged tanpa tujuan.



Dan yang paling saya suka, kebersamaan kita ketika berada di luar jam sekolah. Sepulang sekolah, hal yang paling sering saya lakukan adalah nongkrong di dekat taman yang hampir mirip dengan alun-alun. Taman itu namanya ‘bebekan’. Ada juga yang menyebutnya lapangan gemek. Di tempat tongkrongan yang bernama bebekan itu, kita sering sekali ngeliatin anak-anak SMA pulang sekolah. Maklum saja, sekolah saya memang berdampingan dengan SMA. Jadi tau sendiri lah ya kebiasaan anak SMK yang jarang sekali melihat para kaum hawa...hehehe
Kebersamaan yang lainnya adalah kami para gembel sering mengadakan yang namanya jalan-jalan. Hampir dipastikan minimal sebulan sekali kami selalu pergi ke tempat-tempat yang dirasa perlu untuk dikunjungi. Kisahnya pun juga seru-seru. Asyik. Menyenangkan. Kami pernah pergi ke banyak sekali wisata air terjun. Atau kami lebih biasa menyebutnya dengan curug. Ada curug sodong. Curug cinde. Sudah si cuma itu!!
Pernah juga kami ke pantai. Pantai blandong di utara Comal, Pantai di Wonokerto hingga pantai Slamaran di Pekalongan.

Sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya ceritakan. Kayak dulu kita sering futsal bersama, main PS, berenang hingga mampir ke rumah-rumah temen sekelas. Namun kisah itu mungkin akan saya jelaskan di lain kesempatan.

Ini kayaknya pas bolos sekolah


Perjalanan 2 jam lebih jalan kaki. ini nih hasilnya


Awas burungnya pada mau lepas



Menang taruhan futsal


Anak pantai. Yooomann

Kini seiring bertambahnya usia, kebersamaan itupun sudah mulai menghilang. Semakin dewasa pula kini kami sudah disibukkan dengan kehidupan masing-masing. Banyak diantara kami ada yang sudah bekerja di beberapa perusahaan. Ada yang melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Dan ada pula yang lebih memilih bekerja di daerah sekitar rumah. Kini tak ada lagi yang namanya canda tawa di kelas. Tak ada lagi yang namanya dimarahi guru. Tak ada lagi yang namanya mengerjakan PR. Walaupun terkadang kita saling contek satu sama lain ketika mengerjakanya. Mau-mau tidak mau, kebiasaan itu harus hilang dengan sendirinya. Kebiasaan kita membolos, kebiasaan kita menjaili guru kimia dan matematika, kebiasaan kita ke kantin ketika jam pelajaran kosong, kebiasaan kita nongkrong di depan kelas. Mungkin saya akan selalu ingat masa-masa indah dulu pas sekolah. Masa-masa kita belajar menggambar, kita disuruh revisi sampai beberapa kali. Masa kita belajar mengikir permukaan benda kerja yang tak kunjung rata. Masa dimana kita sampai salah ketika mengebor benda kerja. Masa dimana kita saling berebutan tempat terlebih dahulu untuk mendapatkan giliran praktik. Masa dimana benda kerja yang kita buat rusak. Dan masih banyak lagi. Dari itu semua, ada banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik hikmahnya. Belajar untuk lebih menghargai dan menghormati guru. Belajar untuk lebih peduli ketika teman dalam kesusahan. Belajar untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Belajar untuk tau kalau kebersamaan itu mahal harganya. Tak bisa dinilai dalam bentuk uang. Dan yang terpenting belajar untuk tidak mementingkan hasil tetapi lebih mengedepankan proses. Karena percayalah, hasil itu tak akan menghianati proses.

#Judulku Ditolak Lagi

Setelah kemaren ngajuin judul ditolak, akhirnya dengan rasa penuh keputusasaan mau tidak mau saya harus membuat judul lagi. Peraturanya memang begitu. Siapa saja yang judulnya ditolak, diharap membuat judul baru sebanyak-banyaknya dan harus bimbingan langsung dengan si dosen. Mampus. Mati aku!! Harus bimbingan dengan seorang dosen muda yang gayanya sudah kayak dosen senior. Sok merasa benar sendiri. Kalau dia bilang A, kita harus mengikutinya. Tapi kalau dia bokerrr, dengan alasan apapun saya tidak akan mau mengikutinya. Ya iya lah...

Kembali ke masalah judul. Mikirin buat judul itu kalau menurut saya kayak kita lagi mau nembak seseorang. Ciee ciee. Kita harus mencari kata-kata yang pas agar bisa diterima. Butuh kata-kata yang indah agar dia klepek-klepek sama kita. Tapi masalahnya, yang kita mau ‘tembak’ itu bukan cewek, melainkan dosen yang ‘killer’. Kebayang nggak jika kita ketemu dosen itu. Masa kita harus bilang ‘Pak aku suka kamu. Bapak sekarang udah cantikan. Nggak kaya dulu lagi’. Terus si dosen malah jawab ‘Iya, aku juga suka sama kamu. I love you’... ok ok. Lupakan!! Nggak mungkin kejadian itu bisa terjadi. Yang ada nantinya mata kita akan saling bertatap-tatapan. Terus mata kita saling nempel.

Akhirnya setelah ngelamun siang malam. Setelah tirakat tiap hari. Setelah bokerr sambil ngeden ngeden. Setelah kentut sebanyak 66 kali tiap jam, akhirnya saya mendapatkan pencerahan. Dengan penuh kemenangan akhirnya saya bisa membuat 6 judul yang nantinya akan diajuin ke dosen. Berikut ini adalah judul-judulnya.

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENGUKUR BENDA KERJA BUBUT KOMPLEKS DAN MEMELIHARA ALAT UKUR MEKANIK PRESISI YANG DIGUNAKAN PADA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK 1 KEDUNGWUNI

PENGARUH TINGGI RENDAHNYA TEMPERATUR DAN CEPAT LAMBATNYA PENUANGAN TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGECORAN MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP EKSPEKTASI KERJA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK N 1 KEDUNGWUNI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNKI GAMBAR MESIN 3D DENGAN CAD

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN POTONG, GERAK MAKAN DAN SUDUT PAHAT TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN BENDA KERJA ST 37 HASIL PROSES BUBUT

HUBUNGAN KEKOMPLEKSAN UKURAN BENDA KERJA BUBUT DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA KOMPETENSI PRAKTIK PEMESINAN UNTUK SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK N 1 KEDUNGWUNI

Enam judul sudah tercatat rapi. Saya print. Kemudian diajukanlah judul-judul itu ke si dosen. Ironisnya ternyata yang bimbingan judul bukan Cuma saya. Jadi saya harus antri layaknya antri untuk mengambil raskin. Dengan penuh rasa penyesalan, akhirnya saya mendapat antrean nomer 23. Bimbingan dimulai dari jam tiga sore. Setelah saya kalkulasi, apabila setiap anak bimbingan judul selama 5 menit, berarti saya harus menunggu kurang lebih hampir 2 jam. Hadehhh. Pusing pala barbie. Tak apalah. Saya pikir inilah yang namanya perjuangan.

Satu per satu bimbingan dimulai. Dan setiap kali setelah keluar bimbingan, raut wajah dan mimik muka setiap mahasiswa itu berbeda-beda. Ada yang raut wajahnya absurd. Ada juga yang mimik mukanya berubah memerah. Ada juga yang mukanya absurd dan memerah. Bagi mereka yang judulnya di ACC berarti mereka sudah mendapatkan golden tiket. Bagi yang belum, berarti harus mengajukan kembali di lain kesempatan. Tak sedikit dari mereka yang senyum-senyum kegirangan, terus lari-lari ke halaman layaknya orang gila yang kena ayan. Namun tak sedikit pula yang memasang muka dengan penuh kebodohan dan ketololan alias muka memelas.

Jam menunjukan pukul 16.50. Waktu yang dinanti-nantikan akhirnya tiba. Masuklah saya ke ruang si dosen dengan membawa selembar kertas berisikan judul. Deg-degan. Nervous. Kejang-kejang. Gemeteran. Rasanya ingin pura-pura mati saja disitu. Dengan penuh keberanian akhirnya saya sodorkan selembar kertas itu ke depan si dosen. Ditataplah judul-judul itu oleh si dosen. Tiba-tiba suasana hening. Sunyi. Sepi. Setengah menit kemudian si dosen akhirnya mengeluarkan suara. Tuuuuuutttttt. Bukan-bukan. Kalau itu si suara kentut. Maksudnya si dosen akhirnya membabat habis judul-judul saya dengan memberi tanda silang di semua judul. Seketika itu juga saya merasa betapa sakitnya hati saya ketika melihat kejadian itu terjadi di depan mata kepala saya sendiri. Seandainya saya membawa martil, ingin rasanya tak lempar ke kepalanya. Seandainya saya bawa kayu, pasti akan saya pukulkan ke lehernya. Seandainya saya bawa martabak, pasti langsung saya makanlah. Namanya juga laper. Bukanya saya tanpa perlawanan. Dengan sedikit kekecewaan yang bercampur dengan keberanian akhirnya saya memutuskan unuk menanyakan mengapa judul saya ditolak semua. Apakah judul saya terlalu absurd? Apakah judul saya tidak masuk logika? Apakah judul saya mirip judul lagu? Entahlah.

Kemudian dijawablah pertanyaan saya dengan santai oleh si dosen. Kira-kira beginilah komentarnya :
1.     Judul kamu itu menggunakan media flash. Media flash itu sudah terlalu biasa. Kamu kan jurnalnya harus internasional. Jadi misalkan menggunakanya flash, itu sudah sangat biasa sekali.
2.     Untuk pengecoran logam sudah terlalu banyak mas. Temanmu dari kemaren sudah ada beberapa yang mengajukan pengecoran. Jadi belum dulu ya.
3.     Sebenarnya ini sudah hampir bagus. Tapi belum dulu ya. Variabelnya masih terlalu biasa.
4.     Jangan yang model pembelajaran lah mas. Sudah banyak juga yang mengajukan model pembelajaran. Belum dulu ya.
5.     Ini kemaren sudah ada yang mengajukan mas. Kenapa diajukan lagi. Untuk yang ini tidak lah.
6.     Kata-katamu itu kok sulit dicerna. Masih perlu diperbaiki. Masih terlalu biasa juga.

Begitulah kira-kira jawaban yang cukup menyakitkan. Alasanya kebanyakan sama semua. Masih terlalu biasa. Sudah banyak dan bla bla bla....Intinya menurut saya, si dosen ingin sedikit mempersulit mahasiswanya. Akhirnya mau tidak mau keputusan itu tidak bisa diganggu gugat. Sempat kepikiran saya ingin mengajukan banding. Namun sia-sia. Ini bukan pengadilan. Ini juga perkara kriminal maupun perkara KUHP.

Judulku ditolak lagi. Keberuntungan belum berpihak padaku. Nasib. Ironi. Judul ohhh judul. Apakah aku kurang kasih sayang padamu. Apakah engkau tidak mau kupinang dengan inalillah. Stress.

Akhirnya setelah hampir sepuluh menit di ruangan dosen, sayapun keluar dengan penuh penyesalan tanpa membawa golden tiket. Teman-teman diluar memandangiku dengan penuh rasa iba seolah-olah saya itu seperti orang yang baru saja menjadi korban perkosaan.


#Judul Ditolak, Dukun Beranak

Mahasiswa sangatlah identik dengan yang namanya tugas. Terlebih lagi apabila sudah menjelang semester akhir. Kayak saya ini ni. Di semester 6 ini, saya mendapat mata kuliah yang namanya Penulisan Karya Ilmiah. Dari namanya saja, sudah dapat diketahui bahwa mata kuliah ini sangat berhubungan dengan penelitian. Dari mata kuliah ini pula, setiap mahasiswa diwajibkan membuat tugas ‘proposal skripsi’. Mendengar namanya, saya sudah hampir pingsan waktu itu. Temenku malah lebih aneh. Dia sampai pura2 lupa ingatan. Bahkan ada juga yang sampai pura-pura mati.

Tugasnya adalah untuk membuat proposal skripsi, setiap siswa diwajibkan mengajukan judul. Judul ini nantinya akan disetujui atau tidak oleh dosen pengampu. Inisial dosenya adalah KH.

Malam harinya, dengan belaga sok peneliti saya mencoba mencari berbagai referensi dari jurnal, buku, facebook, twitter. Dari keempat sumber tersebut, saya bukanya mendapat judul yang bagus justru malah mendapat judul yang agak aneh. Judul yang pertama adalah:
PENGARUH BANYAKNYA MAHASISWA JOMBLO TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Judul yang kedua, agak lumayan. Beda – beda dikit sama yang pertama. Judulnya adalah:
HUBUNGAN BANYAKNYA MAHASISWA CANTIK DAN PINTAR DENGAN MINAT PARA JOMBLO UNTUK MENCARI JODOH

Yang ketiga, judul yang saya gadang-gadangkan bisa diterima. Judulnya kerenn. Variabelnya juga sudah ada. Saya berharap banget supaya judul ini bisa diterima. Judulnya adalah:
PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIK BERBASIS SOSMED UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PARA JOMBLO DI SELURUH INDONESIA

Itulah ketiga judul yang rencananya mau tak ajuin buat tugas proposal skripsi. Saya yakin apabila judul itu benar2 tak ajuin, maka ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama saya bisa langsung di D.O dari kampus. Dan yang kedua, salah satu judul itu kemungkinan bisa diterima, dengan syarat dosenya lagi ngantuk atau tidur pas ngoreksinya..hehe
Akhirnya dengan penuh keyakinan yang kuat, saya mencoba menunjukan judul-judul itu ke teman-teman satu kos dengan harapan akan diberi saran atau masukan yang baik.

Beginilah komentar2 mereka :
  • Andro : judulmu sebenarnya sudah cukup bagus. Hanya saja perlu ada sedikit tambahan garam. Rasa variabelnya juga kurang variatif. Harusnya bentuknya itu diberi variasi kata-kata. Biar tambah enak.  
  • Fadlun : kalau dilihat dari segi isinya, judulmu itu kurang membuat saya jatuh hati. Saya lebih suka pada judulmu yang kemarin. Penampilanya juga masih bagus judul yg kemarin. Mungkin itu yang perlu kamu perbaiki. Selebihnya si sudah OK.
  • Ega : judulmu masih terlalu biasa. Beluma ada faktor X nya. Untuk saat ini si saya masih belum. Mungkin bisa dicoba lagi tahun depan. Terimakasih ya...
  • Step : saya tertarik pada judulmu yang ketiga. Dari judul itu kamu sudah cukup jeli dalam memilih variabelnya. Jika nanti judul itu lolos, saya berharap si kamu dapat meningkatkan kualitas para jomblo yang ada di Indonesia. Tapi ingat, medianya juga harus dibikin sebaik mungkin agar para jomblo dapat berkreasi sepenuh hatinya. OK lanjutkan!! 
  • Awank : saya tidak akan berkomentar banyak dari judulmu. Saya hanya akan menambahkan sedikit mengenai jomblonya. Harusnya ada pengklasifikasian mengenai jenis-jenis jomblo. Itu saja si.
Mendengar komentar dari temen-temen kos, akhirnya saya menjadi lebih tahu mengenai penulisan maupun pemilihan kata-kata yang baik dalam menulis judul. Saya jadi lebih tahu apakah judul saya itu bisa ditangkap secara rasional atau tidak. Dan yang paling penting, saya jadi lebih tahu kalau ternyata komentar-komentar temenku itu SOMPLAK semua. Kamvrettt :D

Setelah menimang-nimang dengan cermat. Setelah saya telaah dengan penuh kehati-hatian. Dan setelah saya pikir dengan rasional, akhirnya saya memutuskan untuk mengubah judul itu menjadi judul yang dapat diterima oleh logika manusia. Judul yang diprediksikan dapat merangkak ke tiga besar. Minimal naik podium lah. Sejelek-jeleknya semoga judul saya tidak mendapat NO dari para dewan juri.
Judul itu adalah PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI UNTUK SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK N 1 KEDUNGWUNI

Selang beberapa hari kemudian, judulpun diumumkan. Ada 3 kriteria penilaian judul tersebut. Pertama judul itu diterima. Kedua judul diterima dengan revisi. Ketiga judul ditolak.

Akhirnya dengan penuh kesuksesan judul saya masuk dalam kategori yang ketiga, yaitu judul saya ditolak. Mendengar kabar itu, saya sempat down. Stress. Serasa hancurr hati ini. Pikiran langsung carut marut. Nggak doyan makan karena nggak punya uang. Dan jadi sering melamun. Bukan ngelamun gara-gara judul si. Karena emang nggak punya uang :D

Ohhh sungguhh
Judulku malang, judulku melayang
Judul ditolak, dukun beranak